Oleh : Imam Affandi, S.Psi, MM
“Buah jatuh tidak jauh dari pohonya” barangkali inilah yang tepat untuk mengilustrasikan tentang “pola asuh”. seperti kita ketahui bahwa pola asuh banyak dipengaruhi oleh berbagai elemen, seperti lingkungan dimana anak berinteraksi atau nilai-nilai yang diadopsi anak didalam diri dan kepribadianya semua itu akan menjadi suatu script dalam kehidupan anak.
Why? kenapa anak dianggap bermasalah? anak akan dianggap bermasalah manakala ia berbenturan dengan nilai dan norma yang dijadikan acuan oleh orangtua walaupun sesungguhnya nilai dan norma itu bersifat relatif.
When? kapan anak dianggap bermasalah?. anak bermasalah bukanlah anak yang “nakal”, “bodoh”, “main terus tidak pernah belajar”, “usil” dan segudang label lainnya yang seringkali diatributi pada “anak bermasalah”. Anak memunculkan suatu perilaku baru diluar perilaku kebiasaanya dan dianggap menggangu atau meresahkan orang disekitarnya
Where? anak bermasalah biasanya memunculkan suatu perilaku ketika situasi psikologisnya dirasakan tidak nyaman. perilaku itu akan muncul kapan saja tanpa perencanaan namun demikian masih dapat dikendalikan.
How? bagaimana mengatasi anak bermasalah? memukul, memarahi, mengurung anak dirumah dan sebagainya adalah “tindakan kejahatan terhadap anak”. anak bermasalah bukan untuk dihukum layaknya seorang terdakwa, akan tetapi anak bermasalah memerlukan suatu “teraphy” didalam penangananya. Teraphy disini bisa berupa teraphy pembentukan dan pembiasaan perilaku baru (new habbits teraphy) atau melalui konseling keluarga. tanpa dukungan, arahan dan ketauladanan yang dicontohkan orangtua kepada anak, anak akan selamanyamelakukan”modeling”. namun demikian ketika orangtua mengetahui bagaimana memerlakukan anak secara wajar sesuai dengan taraf usia pertumbuhan dan perkembangan psikologis anak maka benturan nilai-nilai tidak akan terjadi
jadi, jangan pernah memarahi anak tanpa suatu alasan yang edukatif apabila anda menginginkan anak menuruti kemauan Anda. akan tetapi melalui pemahaman dan ketauladan sikap anak akan memodeling perilaku tersebut secara positif dalam kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar