SELALU CERIA..................
SHOLEH,JUJUR,CERDAS,KREATIF DAN BERAKHLAK ISLAMI

PROFIL

Rabu, 06 Juni 2012

Pentingnya Pengembangan Kecerdasan Integratif

Alasan tentang pentingnya pengembangan kecerdasan integratif, yaitu kecerdasan emosi, intelektual dan spiritual. Pertama, pendidikan modern kita selama ini hasilnya sangat menekankan dan mengunggulkan kualitas intelektual atau kepandaian yang dilambangkan dengan IQ. Pendidikan hanya mengedepankan kecerdasan otak dengan sejumlah materi pelajaran yang harus dikuasai dan dipahami oleh peserta didik, dan profil hasil belajarnya hanya diukur dari nilai-nilai akademik. Dengan demikian, anak dinyatakan hebat dan berhasil apabila mereka mendapatkan nilai rata-rata 9 atau memiliki nilai danem yang tinggi. Hal tersebut kenyataannya kurang berhasil atau malahan telah gagal dalam membentuk dan mengembangkan seseorang menjadi manusia-manusia yang bermartabat dan bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan justru sebaliknya. Syafi`i Ma`arif menulis bahwa di Barat, karena pendidikan hanya bertahtakan otak manusia, kurang menghiraukan keadilan dan nilai-nilai ilahiyah. Sehingga hasilnya adalah sebuah generasi yang Split of personality, di mana tidak terjadi integrasi antara otak dan hati.5 Di Amerika banyak sekali dijumpai pelajar yang pandai dan intelektualitasnya tinggi, akan tetapi sering dan mudah putus asa dan bertindak brutal. Demikian pula di Indonesia banyak dijumpai para pelajar yang sering tawuran dan bertindak kriminal padahal mereka banyak yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi. Kedua, berdasarkan pandangan-pandangan dan teori-teori pendidikan mutakhir selalu menyerukan dan menyarankan agar pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan kecerdasan intelektual atau IQ saja, tetapi juga EQ (kecerdasan emosi) dan SQ (kecerdasan spiritual). Sudah bukan zamannya lagi pendidikan hanya mengagung-agungkan dan memuja-muja kecerdasan intelektual sementara pengembangan kecerdasan-kecerdasan yang lain diabaikan. Daniel Goleman, seorang Psikolog Harvard University pada pertengahan tahun 1990-an menulis sebuah hasil penelitian yang menarik. Ia menyatakan bahwa tingkat kecerdasan intelegensi yang tinggi tidak menjamin gengsi, kesejahteraan, kebahagiaan dan kesuksesan hidup.6 Ada kecerdasan lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu kecerdasan emosional. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan seseorang dalam kehidupan hanya kira-kira 20 % ditentukan oleh kecerdasan intelegensia/IQ, sedangkan 80 % ditentukan oleh faktor-faktor lain.7 Penemuan baru tentang kecerdasan emosional akan terus berkembang pada abad 21, dan akan berimplikasi besar bagi tiap segi kehidupan terutama pada pendidikan. Ketiga, telah menjadi tugas dunia pendidikan di mana pendidikan harus berpusat pada pengembangan pribadi dan intelektual, karena hal tersebut merupakan salah satu hak asasi manusia. Dalam Konvensi Hak Internasional Ekonomi, Sosial, dan Budaya, pasal 13, ayat 1 dinyatakan bahwa negara-negara peserta konvensi ini mengakui hak-hak setiap orang atas pendidikan. Di antaranya adalah pendidikan harus diarahkan pada perkembangan seutuhnya dari kepribadian manusia dan kesadaran akan harga dirinya dan memperkuat rasa hormat terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan dasar. Pendidikan harus memungkinkan semua orang untuk berpartisipasi secara efektif dalam suatu masyarakat yang bebas, meningkatkan rasa pengertian, toleransi serta persahabatan antar semua bangsa, ras dan agama.